Sabtu, 23 Agustus 2008

Demokrasi memang mahal, bung!

Demokrasi sesuatu yang tidak bisa ditawar, namun proses untuk mewujudkannya perlu partisipasi seluruh element masyarakat terutama masyarakat yang peduli dan paham betul untuk apa kita berdemokrasi.
Demokrasi bukan hanya sekedar pesta sesaat, namun menentukan proses kehidupan bermasyarakat dalam waktu yang cukup panjang. Untuk itu, demokrasi bukan tempat untuk melakukan hal yang coba-coba. Tapi memerlukan kesiapan baik secara fisik maupun mental.
Menjadi penggerak demokrasi tidak hanya bermodalkan kekuatan partisipasi orang lain. Tetapi yang lebih penting adalah menggerakan kemampuan individu sebagai subjek dan objek sekaligus dari sebuah demokrasi itu sendiri.
Demokrasi memerlukan orang yang betul-betul paham tentang filosofi dari demokrasi itu sendiri. Secara sederhana paling tidak penggerak demokrasi haruslah memiliki kemampuan intelektual yang biasanya di justifikasi berupa piagam yang sering kita sebut dengan ijazah. Paling tidak orang yang berusaha untuk mengangkat dirinya menjadi penggerak demokrasi sudah melalui pendidikan formal mimimal S-1 atau yang sederajat. Terlepas dari berbagai bidang ilmu keahlian yang di tekuni.
Ijazah, suka atau tidak suka sama halnya dengan demokrasi harus menjadi persyaratan ketika kita mencoba untuk masuk kekancah penggerak demokrasi.
Pesta demokrasi di negeri yang tercinta ini lebih kental disebut dengan pilpres, pilkada, pilleges dan piltasda. Padahal inti demokrasi adalah mendengar pendapat rakyat baik itu berupa pemilu maupun penyampaian aspirasi.
Dilihat dari jadwal pelaksanaannya, bangsa ini paling banyak melaksanakan proses demokrasi. Bisa dihitung dalam lima tahun disebuah daerah setingkat kota dan kabupaten terjadi empat kali pesta demokrasi, sebagai contoh:
  1. Pemilu Legislatif
  2. Pemilu Presiden
  3. Pemilu Gubernur
  4. Pemilu Bupati/walikota
Ini berarti hampir setiap tahun dalam sebuah pemerintahan kota dan kabupaten terjadi pesta demokrasi padahal demokrasi itu mahal, bung!.
Mahal bukan ukuran, yang penting hasil akhir dari demokrasi itu sendiri. Dan siapa yang menjadi penggerak demokrasi itu.

Tidak ada komentar: